Translate

Surat untuk Rain

Part 1
 




Tak pernah kusangka akan mencintai sahabatku sendiri. Dialah Rain, seseorang yang jiwanya sangat sejuk seperti hujan yang selalu hadir dengan segala kesejukannya.  Matanya yang teduh penuh kelembutan. Sikapnya yang tenang menyiratkan dirinya yang penuh dengan kebaikan. Seakan segala kebaikan diturunkan oleh Allah kepadanya. Begitu banyak kebaikan, hanya kebaikan hingga tak kutemukan setitik pun keburukan dalam dirinya. Rain adalah seseorang yang penuh dengan misteri, susah ditebak. Seperti buku yang sudah terbuka di depan mata, tulisannya sangat jelas tapi isinya membingungkan. Kadang, untuk mengetahui makna dari buku tersebut kita perlu menganalisis lebih dalam. Begitupun Rain, dia sangat berbeda dengan pria kebanyakan. Ketika pria lain bersikap dengan penuh kasih sayang kepada seorang wanita, itu karena mereka memang sedang jatuh cinta. Tapi tidak bagi rain. Dia bisa bersikap dengan penuh perhatian dan kasih sayang, tapi dia tidak sedang jatuh cinta atau mencintai seseorang. Itulah dirinya yang memang berbeda dari orang lain karena dia istimewa. Beberapa orang mungkin akan salah mengartikan semua sikap dan perlakuannya kepada mereka, tapi tidak denganku. Aku tidak pernah salah mengartikan semua kebaikannya kepadaku.

Entah sejak kapan aku mulai menyukainya, menyayanginya, dan mencintainya? Yang kutahu adalah bahwa kami bersahabat. Awalnya, kami tidak begitu dekat. Jangankan untuk bercerita panjang lebar, untuk bertegur sapa pun sangat jarang terjadi antara kami.

Hampir setiap orang yang mengenalnya membicarakan kebaikannya yang tulus dan tanpa pamrih. Awalnya aku tidak begitu memperhatikan hal itu. Apalagi memperhatikan dirinya. Hingga suatu hari, salah seorang teman sekelas menaruh hati padanya. Disitulah awal kumulai memperhatikannya. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, apa yang istimewa darinya hingga hampir semua wanita yang mengenalnya tergila-gila kepadanya? Pasti ada hal spesial yang dimiliki oleh dirinya, tapi entah apa itu?

Setiap hari kuperhatikan dirinya. Secara fisik dia tidak begitu tampan. Tapi, entah mengapa dia menjadi rebutan? Sekali lagi hatiku bergumam “pasti ada sesuatu yang istimewa darinya, sesuatu yang tidak dimiliki oleh pria lain”. Tapi aku belum menemukan jawabannya karena aku memang belum mengenalnya lebih jauh.

Dia tak pernah menatapku. Hanya menoleh sekilas! Baginya aku hanyalah seorang teman sekelas yang bernama Pelangi. Jika dibandingkan dengan teman-teman yang dekat dengannya saat itu, aku memang tidak ada apa-apanya. Aku bukan anak orang kaya. Penampilanku sangatlah sederhana. Aku bahkan tidak cantik. Secara fisik aku tidaklah menarik. Aku hanya memiliki hati yang selalu terbuka untuk berteman dengan siapa saja tanpa pernah memilih. Aku selalu siap untuk mendengarkan keluh kesah teman-temanku. Aku hanya bisa mendengarkan, memberi sedikit saran, dan mencoba menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi oleh mereka. Itu saja! Tidak ada yang istimewa dari diriku.

Hari pun berganti. Aku dan beberapa teman termasuk Rain sibuk dengan satu urusan yang sama membuat kami berusaha menyelesaikannya secara bersama-sama pula. Hal itu membuat aku dan Rain lebih sering bertemu. Rain pun mulai akrab denganku dikarenakan kami bersahabat dengan orang yang sama. Tapi, tetap saja tak banyak yang kuketahui tentangnya. Aku hanya tahu bahwa dia baik. Itu saja!.

Setelah kuliah selesai, kami semua mulai sibuk dengan urusan kami masing-masing. Hal tersebut membuat kami semua semakin jarang bertemu. Hanya berkirim pesan beberapa kali itupun saat ada keperluan saja. Kecuali antara aku dan seorang sahabatku, Lila. Komunikasi kami masih sangat lancar, baik itu online maupun offline. Dan begitupun bagi Lila dan Rain. Komunikasi mereka lancar hingga setiap kali Lila mengunjungiku, dia pasti akan menghubungi Rain untuk bergabung bersama kami. Akan tetapi, saat kami bertemu, kebanyakan aku hanya diam mendengarkan Rain dan Lila bercerita. Rain sangat jarang menyapaku dan akupun begitu, tidak menyapanya. Aku merasa minder, malu, merasa tak dianggap dan sebagainya. Aku selalu merasa mereka tidak menyadari keberadaanku. Jadi menurutku lebih baik aku diam saja sambil mendengar setiap kata yang mereka ucapkan. Hal itu dikarenakan setelah wisuda, aku sempat menutup diri dari teman-teman kuliah, kecuali Lila.

Beberapa tahun kemudian,  aku dan Rain terlibat dalam pertemuan-pertemuan yang diatur oleh salah seorang sahabatku. Bisa dibilang sebuah pertemuan rutin yang dilakukan setiap bulan untuk tetap menjaga hubungan persahabatan. Akupun mulai mengenalnya dan akhirnya kutemukan mengapa dirinya sangat istimewa. Dia punya hati. Yaa, hati yang sangat tulus. Hingga aku menganggap dirinya adalah malaikat yang dititipkan Allah ke bumi. Akupun mulai merasa kagum dan simpatik kepadanya. Tapi, tidak lebih dari itu!

 Kemudian, seiring berjalannya waktu, aku mulai merasa mencintainya tanpa pernah kutahu apa sebabnya. Yang pasti hal itu telah berlangsung lama sejak aku mulai dekat dengannya. Diam-diam aku selalu mencuri pandang. Terkadang aku menatapnya melalui kaca agar dia tak tahu bahwa aku sedang memperhatikannya. Bagiku, Rain sangat istimewa. Wajah yang biasa-biasa saja mulai terlihat rupawan di mataku karena semua kebaikan terpancar dari hatinya dan menyinari wajahnya.

 Aku mencintainya dalam diam...


continued to

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon tinggalkan komentar setelah membaca ya teman-teman.
Harap nama jelas. No Anynomous, please ^,^

Sebuah kisah akan lebih indah jika dituang ke dalam tulisan

My Fav Ice Cream

Chocolate Ice Cream Tepat 4 tahun yang lalu...8 Saat itu, saya benar-benar merasa gelisah. Bingung harus ke mana. Saya berjalan tanpa...

Aku dan Kisahku