Translate

Tulisan Sahabatku "White"



Tiba-tiba saja ingin membuka kembali diary-diary  yang  kupunya dan membaca setiap kata yang tertulis di sana. Lalu..tak sengaja menemukan lembaran berwarna pink berisi tulisan tangan salah satu sahabatku “Risma Fitria Uky Y.” Dia menulisnya pada “tengah malam di awal Dec 2006”.
Kucoba mengingat apa yang menyebabkan Uky menulis di salah satu lembaran di diaryku tersebut? Yang kuingat dia memang pernah membaca beberapa diary yang kupunya. Mungkin tulisan tersebut adalah salah satu tanggapan atas apa yang ia baca dalam diaryku saat itu.
Dan kata-katanya sangat  indah membuat harapan yang hampir pupus hadir kembali.


Tulisannya seperti ini...

Early Dec ’06, Midnight.
Yumei,
Hidup itu indah...
Apa yang terjadi itulah pelangimu yang memberimu warna.
So, you full of beauty.

Bila sayap cinta itu meragukanmu,
Pilinlah ruas-ruasnya menyatu membentuk hati
Hingga, meski ia patah...
Cintamu tetap terisi dengan hati sang sayap-sayap cinta terpilih.

Saat sayap cinta itu patah,
Rajutlah setiap helainya menjadi permadani
Hingga, meski rasa lelah membunuhmu
Tetap ada harapan yang membawamu melayang.

Kau benar, “hari itu pasti ‘kan tiba”
Kau tinggal menunggu waktu....

Sang pangeran akan membangunkanmu dari tidur
Dan sepasang sayap cintanya akan membawamu terbang
Di Istana hati...
.....Hatinya!


 
With 💚

Tulisan itu sepertinya cocok juga untuk suasana hatiku saat ini... cieee... Baper nih ceritanya. LOL.
Well, sampai di sini dulu untuk hari ini. See you next time. Byeee 😊

Surat untuk Rain



Part 3 (Bagian terakhir)



Hari-haripun berlalu dengan indah. Rain... hanya dirinya yang memenuhi pikiranku. Aku bahkan tersenyum sendiri hanya dengan memikirkannya. Entah bagaimana caraku melukiskan apa yang sedang terjadi di hatiku. Aku jatuh cinta, semakin jatuh cinta padanya.

Hingga suatu hari...
Aku mengirim sebuah pesan pada Lila:
“Lebih baik berteman rasa pacaran, daripada jujur lalu semua hal menghilang”.

Aku takut jika harus jujur pada Rain, lalu dia meninggalkanku bahkan tidak menganggapku sebagai sahabatnya lagi.


Kemudian Lila pun membalas pesanku.
“Hentikan saja rasa itu. Cobalah kembali ke real life.  Sampai kapan rasa itu akan ada di hatimu? Jangan habiskan waktumu untuk mencintai seseorang yang tidak pernah mencintaimu. Jangan buang waktumu hanya untuk memikirkan Rain. Maaf Pelangi, aku bukan mematahkan asamu. Aku hanya tidak ingin kau terlarut dengan rasa itu. Kau harus melanjutkan hidupmu. Mencari cinta yang benar-benar ada untukmu. Kau bukan wanita dengan usia belasan yang bahagia mencintai tanpa bisa memiliki. Kau juga berhak bahagia. Yang aku takutkan adalah jika matamu tertutup oleh cinta untuk Rain, kau takkan pernah bisa melihat keindahan yang dimiliki oleh pria lain sementara kau sendiri sangat sadar bahwa Rain tidak mencintaimu. Lalu, bagaimana kau bisa jatuh cinta kepada yang lain jika semua telah tertutup oleh cinta untuk Rain?”

Pesan itu benar-benar membuatku sangat terkejut. Entah apa yang pernah dibicarakan oleh Lila dan Rain tentangku. Yang pasti aku merasa bahwa Lila mengetahui sesuatu tentang Rain. Kubaca pesan itu berulang-ulang sambil duduk di tepi tempat tidur. Kuusap wajahku kemudian menoleh ke kiri. Kulihat bayanganku di cermin yang terletak di dekat tempat tidur. Kuperhatikan diriku dengan seksama. Lalu, hatiku bergumam “tak ada yang bisa dibanggakan darimu, Pelangi. Benar-benar tidak ada”.

Akhirnya, kuputuskan untuk berterus terang pada Rain secepatnya agar dia tahu dan akupun lega. Akan kukirimkan surat padanya agar kubisa lebih bebas menyampaikan perasaanku. Aku bahkan tahu Rain  akan berkata “Kamu hanya sahabat bagiku, Pelangi”.
It’s OK, Rain. Aku tidak pernah berharap lebih.
Aku hanya ingin Rain tahu bahwa aku mencintainya. Itu saja.

Dan... surat sebanyak hampir 7 halaman pun terkirim. Berisi tentang semua perasaanku padanya.  Aku benar-benar merasa lega karena akhirnya meskipun sangat sulit aku berani jujur tentang perasaanku.
 

 
Tiga hari tanpa balasan. Karena merasa gelisah, akupun mengirim sms padanya, juga tak dibalas. Tidak seperti biasanya. Aku merasa semakin gelisah dan tak tenang. Aku mulai menyesal mengapa aku mengirim surat? Jika saja aku tahu ceritanya akan berakhir seperti ini, akan kuurungkan niatku untuk berterus terang. Jika waktu bisa kuputar kembali ke hari itu, takkan pernah aku menulis surat, apalagi sampai mengirimnya.
                      
Entahlah bagaimana hubungan persahabatan kami selanjutnya...
Hanya Allah yang Maha tahu.

Lima hari kemudian...
Pukul 11.53 a.m
Rain mengirim sms padaku bahwa ia sudah menyampaikan semua isi hatinya juga melalui surat.
Kubuka surat sebanyak dua halaman itu dengan tangan bergetar. Kubaca baik-baik setiap kata yang tertulis di sana. Rain menjelaskan tentang bagaimana perasaannya terhadapku, bagaimana dia memandangku selama ini, dan banyak lagi yang juga menjelaskan tentang dirinya. Yang terpenting dari isi surat itu adalah pointnya sangat jelas. Seperti yang kuduga, bagi Rain bersahabat jauh lebih baik.
Aku sangat bahagia menerima surat itu. Setidaknya, sekarang semuanya menjadi jelas. Sekalipun hubungan kami bukanlah hubungan antara kekasih, tapi paling tidak hubungan persahabatan kami tetap utuh. Aku tidak ingin kehilangan Rain seutuhnya, bahkan sebagai sahabat. Balasan surat itu menandakan bahwa hubungan kami akan tetap normal seperti biasa. Aku tetaplah sahabat yang istimewa baginya. Dan bagiku, Rain adalah mi mejor amigo.
 
Cinta tak pernah salah.
Cinta membawa senyuman, bukan air mata.
Cinta membangkitkan semangat, bukan melemahkan.
Bisa mencintai dan dicintai adalah hal yang sangat membahagiakan.
Begitupun saat cinta tak terbalas, jangan bersedih karenanya.
Bersyukurlah karena hatimu bisa merasakan jatuh cinta.
Ketika seseorang bersedih karena cinta, itu bukanlah karena cinta yang salah,
tapi pelakunya yang salah dalam memahami cinta.
Rain adalah cinta yang takkan pernah kusesali.
Seperti halnya mencintai hujan, aku tak pernah berhenti meski sebagian orang tidak menyukainya sama sekali.

~ Pelangi ~

The End



Sebuah kisah akan lebih indah jika dituang ke dalam tulisan

My Fav Ice Cream

Chocolate Ice Cream Tepat 4 tahun yang lalu...8 Saat itu, saya benar-benar merasa gelisah. Bingung harus ke mana. Saya berjalan tanpa...

Aku dan Kisahku