Translate

Sedikit Cerita tentang Namaku

Metamorfosis

Aku saat usia 8 bulan, baru bisa merangkak. Suka senyum sama siapa saja, senang sama semua orang, tidak nangis meski digendong sama orang lain dan selalu tertawa saat difoto. Lihat, aku sangat menggemaskan bukan? Itulah diriku yang sebenarnya. 😊

Aku saat kelas 6 SD.
Suka berfoto meski belum tau bagaimana bergaya depan kamera bahkan suka salting kalau mau difoto. Lihat, senyum aja tertahan, sampai terlihat seperti ketakutan terhadap sesuatu. Mungkin takut sama tukang fotonya kali yaak? LOL 😁

Aku saat kelas 2 SMA, berat badan hanya 37 kg. Kurus sekali bukan?
Dan tetep, berfoto adalah salah satu hobi selain membaca dan berpuisi. Kalau yang ini sih aku belum siap. Masih cengingisan liat tingkah teman di sebelah sebagai pengarah gaya. Mestinya kan saat itu liat kamera eh tau-tau dicandid sama photographernya. 😆

Dan selebihnya adalah aku yang sekarang, berat badan naik drastis jauh di atas 37 kg. Tak usah kusebut naik berapa. Yang pasti aku masih bermimpi untuk mengembalikan berat badan ke masa kuliah seperti dulu.
Hobi? Masih sama, tetep sadar kamera. Cuman hobi lain bertambah yaitu membaca resep kue dan masakan serta mencobanya kalau ada bahan.



Oh ya soal nama aku juga mau bahas.
Aku punya banyak nama. Nama lahir pemberian orang tua adalah Rumiatin. Ada sejarahnya. Saat mama sedang berjuang melahirkan aku, ada salah satu keluarga yang sedang membaca artikel di koran. Di sana tertulis tentang kesuksesan seorang wanita. Wanita itu bernama Dra. Rumiati.
Pas aku lahir, keluarga tersebut menyarankan pada mama agar aku diberi nama Rumiati dengan doa agar diriku secerdas wanita dalam artikel yang dibacanya tersebut.
Mama kemudian menerima saran tersebut dan menambah huruf "n" di akhir "Rumiati" menjadi Rumiatin agar sama dengan nama kedua kakak perempuanku yang berakhiran "atin".

Seiring berjalannya waktu, aku tumbuh menjadi balita yang comel dan menggemaskan, tapi aku sangat sensitif dan mudah menangis. Karena hal itu, oleh kakek aku dipanggil Kinoy. Setiap kali aku menangis maka orang rumah pasti akan memanggilku Kinoy atau Noy.

Beberapa keluarga memanggilku Umi, asal kata Rumi.

Di SD, SMP, dan SMA teman-teman memanggilku Rumi. Sampai suatu hari di kelas 3 SMA, saat rambutku mulai panjang dan ku ikat tinggi, tiba-tiba salah seorang classmate memanggilku Rani Mukherji, wkwkwk. Katanya aku mirip Rani Mukherji. Eitss..., bukan aku yang bilang yaa, tapi salah seorang classmate-ku dan seorang ponakan (anak dari sepupuku). LOL

Masa kuliah...
Di kampus inilah aku punya banyak nama pemberian dari teman-teman. Di antaranya;

1. Cinder
Ada seorang teman, namanya Icha, dia memanggilku Cinder, kadang Cindy.
Ada sejarahnya juga. Karena tiap kali aku tiba di kampus, salah seorang sahabatku akan bernyanyi seperti ini "Cinderella pun tiba dengan rambut terurai"..., Lagu Radja yang diplesetkan. Itulah awal mula aku dipanggil Cinder.

2. Inoy
Nama ini adalah penggalan dari Kinoy. Sahabatku Ajeng hanya tahu memanggilku dengan nama Inoy. Katanya itu simple baginya.

3. Yumei
Sahabatku AntiQ memberiku nama Yumei karena saat itu dia suka dengan sosok Yumei di salah satu film korea.

4. Mei
Sahabatku Uky sangat suka dengan bulan Mei karena banyak kisah indah yang terjadi dalam hidupnya di Bulan tersebut. Dan karena dia sangat menyayangiku maka hingga kini olehnya dipanggillah aku dengan nama Mei.

5. Lorina
Berawal dari peranku sebagai Lorina dalam sebuah drama saat memprogram mata kuliah Speaking III dan sahabatku Yoyon sangat menyukai peranku saat itu maka olehnya aku dipanggil Lorina.

6. Angelina Jolie
Kalau yang ini sih gila. LOL. 😂
Seorang sahabatku sangat fans sama Angelina Jolie. Dan saat dia tahu bahwa aku juga fans sama A. Jolie maka sejak saat itu dia memanggilku Jolie dan dia memintaku memanggilnya Asthon Kutcher. Gila kan? Fans A. Jolie pasti marah banget nih. Bukan salah aku ya. Oh ya Nama sahabatku itu Awal. Meski begitu dia adalah salah satu sahabat terbaikku saat kuliah.

7. Queen
Kalau yang ini sih bukan karena aku cantik seperti seorang Queen. Tapi karena suatu hari di kampus saat kuliah, aku pakai baju putih dengan dengan tulisan QUEEN berwarna pink dan leher sabrina juga berwarna pink. Sahabatku Nenshy sangat menyukai baju itu. Katanya sangat cocok di badanku. Hingga akhirnya Entah Nenshy atau Serni yang mulai memanggilku Queen. Yang pasti ada tiga sahabat yang memanggilku Queen, yaitu Serni, Nenshy, dan Asma.

8. Beauty
Sebutan ini berawal dari sebuah kisah curhatku di buku harian yang dibaca oleh sahabatku Uky. Di situ tertulis bagaimana aku yang hanya tertidur dan bermimpi akan sebuah cinta sejati. Hingga Uky menjuluki aku dengan sebutan Sleeping Beauty. Hingga akhirnya selain Mei dia biasa memanggilku Beauty.

Selain dari mereka, teman-teman dan sahabatku yang lain memanggilku Rumi.

Lalu, kau mau memanggilku apa?
Terserah kalian aja sukanya nama apa selama nama itu memiliki makna yang baik bagiku.

Terima kasih sudah membaca 😄😉😆






Menjadi Seorang Detektif

Assalamu 'alaikuum semua...
Gak terasa ya sudah Juli aja. Sebulan saya gak nulis apa-apa disebabkan ada sedikit urusan yang tidak menyisakan waktu luang untuk menulis. Sekalipun ada waktu luang ya saya sudah tepar lagi karena kecapean.


Tulisan ini semestinya terbit bulan Juni lalu, tapi saya baru bisa nulisnya sekarang. Mohon maafkan keterlambatanku ya girls. Trigger untuk tulisan di Be Molulo Juni kemarin adalah Raya. Dia mengangkat tema Petualangan. Jadi hal-hal apapun yang membuat kita merasa berpetualangan. Petualangan bagi Raya adalah si comel Ucup sang buah hati tersayang. Kalau bagiku sih petualanganku selama ini banyak. Hampir setiap moment yang saya lewati adalah petualangan. Tapi kali ini saya hanya akan membahas petualanganku menjadi seorang detektif.

Baca juga : Sebuah Kisah di Balik Gerimis Senja
Bentuk Perhatian yang Menyakitkan

Saya sering diminta tolong oleh teman dan keluarga untuk megintai beberapa orang. Mungkin teman-teman bingung ya? Hehehe. Kok semacam detektif? Iya tepat sekali. Saya merasa seolah sedang berada dalam cerita Trio Detektif.

Petualangan pertama yang akan saya cerita terjadi ketika saya masih kuliah. Salah seorang teman yang saat itu sedang kuliah S2 di UI meminta saya untuk memata-matai tunangannya yang saat itu sering main ke kostku. Kebetulan saudara sepupu si tunangan temanku ini tinggal di kost yang sama denganku, tapi jangan salah ya kamarnya beda loh. Oleh teman, saya diminta untuk menyelidiki siapa saja yang tunagannya temui, apa saja yang ia kerjakan di Kendari, dan lain-lain. Jadi caranya saya harus pandai-pandai menggali informasi dari sepupu si tunangan ini tanpa ketahuan bahwa sebenarnya saya sedang melidik. Agak-agak gimana ya tapi saya enjoy aja saat itu.

Baca Juga : Surat untuk Rain Part 1
Merpati Tak Pernah Ingkar Janji

Petualangan berikutnya terjadi sekitar tahun 2013. Saat itu seorang teman cowok yang lebih tepatnya seniorku di kampus curhat soal kisah cintanya padaku. Semua hal dia cerita. Termasuk latar belakang kekasihnya. Ceritanya si cewek (baca: mantan temanku) tiba-tiba meninggalkan temanku begitu saja. Dia bahkan menghilang tanpa jejak. Akun Facebooknya sih masih ada tapi sudah tidak beraktifitas sejak dua tahun terakhir. Temanku meminta tolong padaku untuk mencari keberadaan mantan kekasihnya tersebut. Entah kenapa saya merasa harus membantu temanku untuk menemukan cewek itu. Jika teman-teman berada di posisiku mungkin akan melakukan hal yang sama. Pertama karena saya merasa tidak tega terhadap temanku yang belum bisa move on dari mantannya. Kedua karena saya merasa tertantang untuk menemukan cewek itu sebab selama ini apa yang saya cari pasti saya temukan. Maksudnya setiap kali ada yang meminta tolong padaku untuk menemukan sesuatu sesulit apapun pasti saya berhasil menemukannya. Jadi bagiku ini adalah tantangan tersendiri karena saya sama sekali tidak mengenal cewek itu bahkan tempat asalnya pun berada sangat jauh dari tempatku.

Baca juga: Kartini Masa Kini
Pengalaman Terpahit dalam Hidupku
Penghasilan Tambahan

Dan petualangan pun dimulai.
Saya mulai mencari informasi dari akun facebook cewek tersebut yang masih ada. Saya buka foto-foto yang pernah d8iunggah satu persatu. Begitupun dengan status yang pernah ditulis oleh si cewek. Saya baca setiap komentar yang ditinggalkan. Saya buka profil semua komentator yang meinggalkan jejak dikirimannya. Butuh beberapa hari mempelajari profil komentator-komentator itu. Hingga saya menemukan beberapa orang yang berasal dari kampung halaman dan sekolah yang sama dengannya. Saya inbox mereka satu persatu. Saya menanyakan keberadaan si cewek. Panjang jika saya harus menceritakan apa saja isi pesanku pada mereka hingga akhirnya ada sekitar lima orang yang membalas pesanku bahkan ada dari mereka yang langsung menelponku. Akhirnya saya memperoleh info terbaru soal si cewek (mantan temanku). Bahkan nomor kontaknya juga. Komunikasi antar mereka pun terjalin kembali. Sampai detik ini saya bahkan belum pernah bertemu si cewek. Tapi kami sering berkomunikasi.

Baca juga: Puisi : Patah Hati

Ada kepuasan tersendiri ketika saya bisa membantu orang lain meskipun harus berlagak menjadi detektif.

Masih banyak petualanganku yang lain tapi saya tidak sanggup lagi menulisnya dikarenakan saat ini saya sedang kurang fit. Mungkin bisa saya ceritakan di kesempatan yang lain.

Teman-teman yang punya pengalaman berpetualang boleh share di kolom komentar.

Terima kasih. 😊


Sebuah kisah akan lebih indah jika dituang ke dalam tulisan

My Fav Ice Cream

Chocolate Ice Cream Tepat 4 tahun yang lalu...8 Saat itu, saya benar-benar merasa gelisah. Bingung harus ke mana. Saya berjalan tanpa...

Aku dan Kisahku