Translate

My Fav Ice Cream

Chocolate Ice Cream
Tepat 4 tahun yang lalu...8
Saat itu, saya benar-benar merasa gelisah.
Bingung harus ke mana.
Saya berjalan tanpa tujuan.
Tiba-tiba saja saya sudah berada di sebuah cafe di Brilian Plaza.
Duduk sendiri.
Memandang hiruk pikuk di sekitar.
Saat itu pasti sangat ribut. Tapi entah kenapa saya tidak mendengar suara apapun di sana. Hening!
Mungkin karena pikirannku tidak fokus.
Perasaanku tidak enak.

Kemudian saya putuskan untuk memesan Chocolate Ice Cream.
Tak menunggu lama, ice cream pesananku pun tiba.

Saya pun mulai mengambil sedikit, mencicipinya dengan rasa.
Ice cream ini terasa nikmat.
Mampu membuatku terlupa akan gelisah yang saya rasakan beberapa saat lalu.
Rasa coklat yang nikmat dan dingin terpadu bagaikan cinta yang menyejukkan hati.

Empat tahun lalu, saya menikmati Ice Cream ini sendirian.

Dan kini, maukah "kau" menikmati Ice Cream ini bersamaku?

Aku menunggu...

Rumi_Kinoy.
Wtb, 25Des2018.

Sedikit Cerita tentang Namaku

Metamorfosis

Aku saat usia 8 bulan, baru bisa merangkak. Suka senyum sama siapa saja, senang sama semua orang, tidak nangis meski digendong sama orang lain dan selalu tertawa saat difoto. Lihat, aku sangat menggemaskan bukan? Itulah diriku yang sebenarnya. 😊

Aku saat kelas 6 SD.
Suka berfoto meski belum tau bagaimana bergaya depan kamera bahkan suka salting kalau mau difoto. Lihat, senyum aja tertahan, sampai terlihat seperti ketakutan terhadap sesuatu. Mungkin takut sama tukang fotonya kali yaak? LOL 😁

Aku saat kelas 2 SMA, berat badan hanya 37 kg. Kurus sekali bukan?
Dan tetep, berfoto adalah salah satu hobi selain membaca dan berpuisi. Kalau yang ini sih aku belum siap. Masih cengingisan liat tingkah teman di sebelah sebagai pengarah gaya. Mestinya kan saat itu liat kamera eh tau-tau dicandid sama photographernya. 😆

Dan selebihnya adalah aku yang sekarang, berat badan naik drastis jauh di atas 37 kg. Tak usah kusebut naik berapa. Yang pasti aku masih bermimpi untuk mengembalikan berat badan ke masa kuliah seperti dulu.
Hobi? Masih sama, tetep sadar kamera. Cuman hobi lain bertambah yaitu membaca resep kue dan masakan serta mencobanya kalau ada bahan.



Oh ya soal nama aku juga mau bahas.
Aku punya banyak nama. Nama lahir pemberian orang tua adalah Rumiatin. Ada sejarahnya. Saat mama sedang berjuang melahirkan aku, ada salah satu keluarga yang sedang membaca artikel di koran. Di sana tertulis tentang kesuksesan seorang wanita. Wanita itu bernama Dra. Rumiati.
Pas aku lahir, keluarga tersebut menyarankan pada mama agar aku diberi nama Rumiati dengan doa agar diriku secerdas wanita dalam artikel yang dibacanya tersebut.
Mama kemudian menerima saran tersebut dan menambah huruf "n" di akhir "Rumiati" menjadi Rumiatin agar sama dengan nama kedua kakak perempuanku yang berakhiran "atin".

Seiring berjalannya waktu, aku tumbuh menjadi balita yang comel dan menggemaskan, tapi aku sangat sensitif dan mudah menangis. Karena hal itu, oleh kakek aku dipanggil Kinoy. Setiap kali aku menangis maka orang rumah pasti akan memanggilku Kinoy atau Noy.

Beberapa keluarga memanggilku Umi, asal kata Rumi.

Di SD, SMP, dan SMA teman-teman memanggilku Rumi. Sampai suatu hari di kelas 3 SMA, saat rambutku mulai panjang dan ku ikat tinggi, tiba-tiba salah seorang classmate memanggilku Rani Mukherji, wkwkwk. Katanya aku mirip Rani Mukherji. Eitss..., bukan aku yang bilang yaa, tapi salah seorang classmate-ku dan seorang ponakan (anak dari sepupuku). LOL

Masa kuliah...
Di kampus inilah aku punya banyak nama pemberian dari teman-teman. Di antaranya;

1. Cinder
Ada seorang teman, namanya Icha, dia memanggilku Cinder, kadang Cindy.
Ada sejarahnya juga. Karena tiap kali aku tiba di kampus, salah seorang sahabatku akan bernyanyi seperti ini "Cinderella pun tiba dengan rambut terurai"..., Lagu Radja yang diplesetkan. Itulah awal mula aku dipanggil Cinder.

2. Inoy
Nama ini adalah penggalan dari Kinoy. Sahabatku Ajeng hanya tahu memanggilku dengan nama Inoy. Katanya itu simple baginya.

3. Yumei
Sahabatku AntiQ memberiku nama Yumei karena saat itu dia suka dengan sosok Yumei di salah satu film korea.

4. Mei
Sahabatku Uky sangat suka dengan bulan Mei karena banyak kisah indah yang terjadi dalam hidupnya di Bulan tersebut. Dan karena dia sangat menyayangiku maka hingga kini olehnya dipanggillah aku dengan nama Mei.

5. Lorina
Berawal dari peranku sebagai Lorina dalam sebuah drama saat memprogram mata kuliah Speaking III dan sahabatku Yoyon sangat menyukai peranku saat itu maka olehnya aku dipanggil Lorina.

6. Angelina Jolie
Kalau yang ini sih gila. LOL. 😂
Seorang sahabatku sangat fans sama Angelina Jolie. Dan saat dia tahu bahwa aku juga fans sama A. Jolie maka sejak saat itu dia memanggilku Jolie dan dia memintaku memanggilnya Asthon Kutcher. Gila kan? Fans A. Jolie pasti marah banget nih. Bukan salah aku ya. Oh ya Nama sahabatku itu Awal. Meski begitu dia adalah salah satu sahabat terbaikku saat kuliah.

7. Queen
Kalau yang ini sih bukan karena aku cantik seperti seorang Queen. Tapi karena suatu hari di kampus saat kuliah, aku pakai baju putih dengan dengan tulisan QUEEN berwarna pink dan leher sabrina juga berwarna pink. Sahabatku Nenshy sangat menyukai baju itu. Katanya sangat cocok di badanku. Hingga akhirnya Entah Nenshy atau Serni yang mulai memanggilku Queen. Yang pasti ada tiga sahabat yang memanggilku Queen, yaitu Serni, Nenshy, dan Asma.

8. Beauty
Sebutan ini berawal dari sebuah kisah curhatku di buku harian yang dibaca oleh sahabatku Uky. Di situ tertulis bagaimana aku yang hanya tertidur dan bermimpi akan sebuah cinta sejati. Hingga Uky menjuluki aku dengan sebutan Sleeping Beauty. Hingga akhirnya selain Mei dia biasa memanggilku Beauty.

Selain dari mereka, teman-teman dan sahabatku yang lain memanggilku Rumi.

Lalu, kau mau memanggilku apa?
Terserah kalian aja sukanya nama apa selama nama itu memiliki makna yang baik bagiku.

Terima kasih sudah membaca 😄😉😆






Menjadi Seorang Detektif

Assalamu 'alaikuum semua...
Gak terasa ya sudah Juli aja. Sebulan saya gak nulis apa-apa disebabkan ada sedikit urusan yang tidak menyisakan waktu luang untuk menulis. Sekalipun ada waktu luang ya saya sudah tepar lagi karena kecapean.


Tulisan ini semestinya terbit bulan Juni lalu, tapi saya baru bisa nulisnya sekarang. Mohon maafkan keterlambatanku ya girls. Trigger untuk tulisan di Be Molulo Juni kemarin adalah Raya. Dia mengangkat tema Petualangan. Jadi hal-hal apapun yang membuat kita merasa berpetualangan. Petualangan bagi Raya adalah si comel Ucup sang buah hati tersayang. Kalau bagiku sih petualanganku selama ini banyak. Hampir setiap moment yang saya lewati adalah petualangan. Tapi kali ini saya hanya akan membahas petualanganku menjadi seorang detektif.

Baca juga : Sebuah Kisah di Balik Gerimis Senja
Bentuk Perhatian yang Menyakitkan

Saya sering diminta tolong oleh teman dan keluarga untuk megintai beberapa orang. Mungkin teman-teman bingung ya? Hehehe. Kok semacam detektif? Iya tepat sekali. Saya merasa seolah sedang berada dalam cerita Trio Detektif.

Petualangan pertama yang akan saya cerita terjadi ketika saya masih kuliah. Salah seorang teman yang saat itu sedang kuliah S2 di UI meminta saya untuk memata-matai tunangannya yang saat itu sering main ke kostku. Kebetulan saudara sepupu si tunangan temanku ini tinggal di kost yang sama denganku, tapi jangan salah ya kamarnya beda loh. Oleh teman, saya diminta untuk menyelidiki siapa saja yang tunagannya temui, apa saja yang ia kerjakan di Kendari, dan lain-lain. Jadi caranya saya harus pandai-pandai menggali informasi dari sepupu si tunangan ini tanpa ketahuan bahwa sebenarnya saya sedang melidik. Agak-agak gimana ya tapi saya enjoy aja saat itu.

Baca Juga : Surat untuk Rain Part 1
Merpati Tak Pernah Ingkar Janji

Petualangan berikutnya terjadi sekitar tahun 2013. Saat itu seorang teman cowok yang lebih tepatnya seniorku di kampus curhat soal kisah cintanya padaku. Semua hal dia cerita. Termasuk latar belakang kekasihnya. Ceritanya si cewek (baca: mantan temanku) tiba-tiba meninggalkan temanku begitu saja. Dia bahkan menghilang tanpa jejak. Akun Facebooknya sih masih ada tapi sudah tidak beraktifitas sejak dua tahun terakhir. Temanku meminta tolong padaku untuk mencari keberadaan mantan kekasihnya tersebut. Entah kenapa saya merasa harus membantu temanku untuk menemukan cewek itu. Jika teman-teman berada di posisiku mungkin akan melakukan hal yang sama. Pertama karena saya merasa tidak tega terhadap temanku yang belum bisa move on dari mantannya. Kedua karena saya merasa tertantang untuk menemukan cewek itu sebab selama ini apa yang saya cari pasti saya temukan. Maksudnya setiap kali ada yang meminta tolong padaku untuk menemukan sesuatu sesulit apapun pasti saya berhasil menemukannya. Jadi bagiku ini adalah tantangan tersendiri karena saya sama sekali tidak mengenal cewek itu bahkan tempat asalnya pun berada sangat jauh dari tempatku.

Baca juga: Kartini Masa Kini
Pengalaman Terpahit dalam Hidupku
Penghasilan Tambahan

Dan petualangan pun dimulai.
Saya mulai mencari informasi dari akun facebook cewek tersebut yang masih ada. Saya buka foto-foto yang pernah d8iunggah satu persatu. Begitupun dengan status yang pernah ditulis oleh si cewek. Saya baca setiap komentar yang ditinggalkan. Saya buka profil semua komentator yang meinggalkan jejak dikirimannya. Butuh beberapa hari mempelajari profil komentator-komentator itu. Hingga saya menemukan beberapa orang yang berasal dari kampung halaman dan sekolah yang sama dengannya. Saya inbox mereka satu persatu. Saya menanyakan keberadaan si cewek. Panjang jika saya harus menceritakan apa saja isi pesanku pada mereka hingga akhirnya ada sekitar lima orang yang membalas pesanku bahkan ada dari mereka yang langsung menelponku. Akhirnya saya memperoleh info terbaru soal si cewek (mantan temanku). Bahkan nomor kontaknya juga. Komunikasi antar mereka pun terjalin kembali. Sampai detik ini saya bahkan belum pernah bertemu si cewek. Tapi kami sering berkomunikasi.

Baca juga: Puisi : Patah Hati

Ada kepuasan tersendiri ketika saya bisa membantu orang lain meskipun harus berlagak menjadi detektif.

Masih banyak petualanganku yang lain tapi saya tidak sanggup lagi menulisnya dikarenakan saat ini saya sedang kurang fit. Mungkin bisa saya ceritakan di kesempatan yang lain.

Teman-teman yang punya pengalaman berpetualang boleh share di kolom komentar.

Terima kasih. 😊


Kegagalan Terpahit dalam Hidupku

Pic : www.solusisupersukses.com

Assalamu alaikuum warahmatullahi wabarakatuh, teman-teman semua.
Selamat berpuasa. Semoga ibadah yang kita jalankan berkah. Aamiin.

Saatnya publish tulisan bertema nih pemirsah. Yang menjadi Trigger tulisan bertema di Be Molulo kali ini adalah Jenk Ririn. Dia mengangkat tema tentang kegagalan terpahit yang pernah kita lewati dalam hidup ini.

Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan yang dirasa paling menyakitkan, paling pahit, dan paling buruk. Ada yang pasrah dan tidak melakukan apa-apa untuk memperbaikinya, ada pula yang bangkit, berusaha memperbaiki segalanya dan menjadikan hal buruk itu sebagai pelajaran di masa mendatang.

Bicara soal pengalaman yang paling pahit dan sangat menyakitkan saya mempunyai banyak hal menyakitkan yang pernah dilalui. Baik itu dalam urusan pendidikan, lingkungan kost saat kuliah, lingkungan kerja maupun urusan asmara. Tapi kali ini saya akan membahas kegagalan saya saat kuliah.
Jika diceritakan semua mungkin akan sangat panjang. Sehari tidak akan cukup. Jadi, saya akan singkat saja, hanya garis besarnya saja.

Yukz mulai.

💚 Masa-masa SD sampai SMA.
Saya tidak melalui bangku TK. Saya langsung masuk SD. Tapi jangan salah, meskipun tidak TK saya belajar kok di rumah. Bapak mengajar saya membaca, menulis dan Matematika. Jadi saat masuk SD saya sudah pandai membaca, menulis rapi, penjumlahan dan pengurangan.

Sejak SD sampai SMA saya sudah terbiasa dengan peringkat 1. Oh iya, saya pernah peringkat 2 saat kelas 6 SD Cawu 1. Tau apa yang terjadi? Setelah rapor diterima, saya pulang menangis sejadi-jadinya karena hal itu. Kemudian saya kembali belajar giat untuk memperoleh kembali gelar ranking 1.
Dan saya berhasil meraihnya kembali.

Saya ingat saat masih SMP, tiap kali ulangan Matematika saya selalu disuruh duduk terpisah dari teman-teman. Saya duduk di bangku guru dengan alasan agar teman-teman tidak ada yang nyontek jawabanku. Hal ini karena tiap ulangan mejaku selalu full oleh teman-teman yang meminta jawaban.

Baca juga : Kartini Masa Kini

Saya semakin yakin dengan kemampuanku saat SMA. Saya dipilih untuk mewakili sekolah dalam lomba olimpiade Matematika tingkat SMA se-kabupaten Konawe dan saya berhasil meraih juara 1. Juara 2 dan 3 juga berasal dari sekolah kami.

Maaf, bukannya pamer atau sombong. Tidak sama sekali. Maafkan jika kalian merasa saya seperti itu. Jadi saya cuma mau bilang bahwa sejak SD sampai SMA saya sama sekali tidak menemui hambatan dalam belajar. Semua berjalan mulus. Saya tidak pernah gagal.

💚 Masa Kuliah
Saat-saat terakhir SMA saya mengurus bebas tes pada 3 program studi keguruan, pada salah satu Universitas Negeri ternama di Kendari. Yaitu, Pendidikan Matematika, Pendidikan Fisika, dan Pendidikan Bahasa Inggris. Tapi, saya malah lulus di program baru "Kesehatan Masyarakat". Karena tidak ada minat dan bakat di jurusan itu saya memutuskan untuk ikut tes SPMB. Saya masih memilih program studi yang sama seperti sebelumnya, cuma posisinya saja yang saya ganti. Pilihan pertama Pendidikan Bahasa Inggris, diikuti Pendidikan Matematika dan Pendidikan Fisika. Saya lulus di pilihan pertama; Pendidikan Bahasa Inggris. Di sanalah saya bertemu Ririn, Diah, Irly, dan Ipeh karena kami kuliah di program studi yang sama.

Saat kuliah juga saya rasa baik-baik saja. Semua berjalan lancar. Alhamdulillah IPK tiga koma sekian-sekian. Yaa meskipun tidak mencapai empat, hehehe.

Semester 6 teman-teman sudah mulai memikirkan judul Skripsi sedangkan saya masih memfokuskan pikiran ke mata kuliah. Saya sama sekali tidak memikirkan judul skripsi. Saya pikir saya mampu kok memilih judul skripsi dalam waktu singkat, jadi nanti saja. Saya terlalu percaya diri.  Karena selama ini semuanya berjalan mulus membuat saya tidak pernah menyangka akan mengalami yang namanya kegagalan saat kuliah. Hufft.

Ternyata saya salah.

Kakak-kakakku menyarankan agar saya mulai menyusun proposal penelitian sebelum saya KKP (Kuliah Kerja Profesi). Agar saya bisa sambil penelitian saat KKP atau mungkin setelahnya. Hal ini karena pada umumnya mahasiswa mulai malas ke kampus setelah KKP apalagi jika mata kuliah sudah tidak ada sama sekali. Tapi, sekali lagi saya cuek dengan saran itu. Judul skripsi sama sekali tidak ada dalam pikiranku. Saya berangkat KKP tanpa menyusun proposal penelitian padahal semua mata kuliah sudah selesai saya program.

Setelah KKP, saya liat teman-teman sibuk menyusun proposal. Taman Baca Jurusan Bahasa dan Seni selalu penuh. Saya juga ada di sana bersama teman-temanku. Mereka sibuk membaca buku, jurnal, skripsi dan berbagai macam bahan bacaan lainnya yang bisa dijadikan referensi tulisan mereka sementara saya hanya duduk memandang mereka.
Saya benar-benar bingung harus menulis apa. Judul saja saya belum punya. Gimana mulainya? Ternyata dugaan saya salah.
Memilih judul itu tidak mudah. Dan saya sudah sangat menyia-nyiakan waktu untuk itu.

Saat sebagian teman sudah mulai seminar hasil, seminar skripsi, bahkan ada yang sudah wisuda, saya baru mulai menyusun proposal. Yang membuat saya semakin malas bergerak adalah salah satu dosen pembimbingku lama menyimpan proposalku di rumahnya. Sementara pembimbing yang lain tidak mau memeriksa sebelum pembimbing I tanda tangan. Sudah sebulan beliau belum memeriksa sama sekali. Masuk di bulan ke dua, beliau cuma membaca sekejab, tanpa koreksi dan langsung tanda tangan.
Saya pun kemudian membawa proposal itu pada pembimbing II. Ternyata, koreksi sangat banyak. Saya akhirnya mulai memperbaiki. Dua minggu kemudian saya serahkan lagi pada P. II. Dan tau apa yang terjadi? P II malah menyuruh saya untuk mengganti desain penelitian.

Desain pertama saya adalah descriptive qualitative. Memang sih desain ini sangat mudah. Tidak ada tantangannya. P-II lalu meminta saya untuk mengganti desain yang saya pilih. Dari descriptive qualitative menjadi quasi experiment. Akhirnya saya mulai mempelajari lagi tentang quasi experiment karena desain tersebut memakai rumus statistik. Dua minggu saya pelajari desain tersebut. Bahkan saya sengaja memanggil anak pak RT yang rumahnya berada tepat di belakang kost-ku untuk mengajar saya membaca tabel T. Kebetulan dia kuliah di jurusan Statistik di Universitas yang sama denganku. Oh ya sekarang dia sudah bekerja sebagai ASN di BPS Provinsi Sulawesi Tenggara.
Lanjut yaa...
Saya juga mempelajari true experimental design. Juga pakai rumus statistik. Tapi desain ini pakai control class sehingga sedikit memakan waktu. Tapi, hasilnya akan lebih akurat dibanding dengan quasi experiment.
Saya pun mulai menyusun proposal dengan desain yang baru, yaitu quasi experiment. Lalu saya kembali menemui dosen pembimbing II untuk berkonsultasi. Saat itu beliau bertanya padaku apa perbedaan antara quasi experiment dan true experimantal design serta apa kekurangan dan kelebihan dari masing-masing desain tersebut. Saya pun menjelaskan. Dan jelas bahwa true experimental design jauh lebih baik dari quasi experiment. Pembimbing II-ku pun kembali meminta saya untuk mengganti desain penelitian. Dengan sangat kecewa saya balik ke kost.
Dalam perjalanan hampir saja saya menangis. Kenapa sih tidak sejak awal saja pak P. II menyarankan saya untuk mengambil true experimental design agar saya tak perlu buang-buang waktu untuk menulis quasi experiment? Tapi saya berpositif thinking karena pada akhirnya saya menguasai tiga jenis design penelitian bahasa.

Baiklah. Dengan semangat saya pun kembali menyusun proposal dengan desain yang baru. True experimental design adalah desain ke tiga yang saya gunakan. Selesai menyusun saya kembali lagi menemui P II. Tau apa yang terjadi teman-teman? P II ku itu berkata:
"Sebenarnya ada desain penelitian yang paling bagus. Action Research. Desain ini kelihatannya sulit. Tapi sesungguhnya inilah yang paling mudah dengan hasil yang paling baik".
Deerrr.... Saya mulai deg-degan tak karuan. Secara tidak langsung saya disuruh mengganti desain penelitian lagi. Lagi? Tenaga dan pikiranku untuk menulis proposal sudah hampir habis. Sekarang harus ganti desain lagi? Harus memulai lagi? Menurutku Action Research itu sulit sekali dan saya sangat tidak paham soal desain tersebut. Sepanjang perjalanan pulang dari kampus ke kost saya menangis. Bertanya-tanya kenapa sulit sekali untuk selesai kuliah? Masih dalam perjalanan saya menelpon mama. Saya bilang bahwa saya tidak sanggup lagi. Saya ingin berhenti saja.
Mama memberi semangat. Katanya saya jangan mudah menyerah. Saya pasti bisa.
Tapi sumpah, saya sendiri sudah tidak yakin. Ide-ide dalam kepalaku sudah hilang. Kenapa sih tidak sejak awal P II ku tersebut menyarankan saya untuk mengambil Action Research? Kenapa baru sekarang saat waktu sudah terbuang untuk menyusun 3 jenis desain penelitian dan ini adalah desain ke-4? Semangat untuk menulis sudah habis. Akhirnya proposal itu saya biarkan saja. Saya tidak membaca referensi apapun. Berbulan-bulan saya membiarkannya begitu saja.

Teman-temanku di kampus semakin berkurang. Mereka sudah wisuda. Tinggal beberapa saja yang masih berusaha besamaku. Hingga suatu hari, semangat menulis itu datang lagi. Saya bisa menyelesaikan proposal penelitianku dengan desain Action Research dan akhirnya saya pun bisa seminar proposal.
Setelah itu saya langsung turun penelitian.

Usai penelitian saya pun mulai mengolah data. Data mentah berupa nilai dan aktivitas siswa serta guru saya olah langsung di laptop. Saya tidak menulisnya terlebih dahulu di buku catatan atau semacamnya. Jadi tidak ada backup data sama sekali. Malang tak dapat ditolak. Saat hasil penelitian sudah siap dicetak, laptop itu malah rusak. Semua file hilang. Termasuk hasil penelitianku. Saya stres minta ampun. Kesempatan di kampus sudah mulai habis sementara data hasil penelitian yang sudah saya susun hilang tak berbekas. Emang sih data mentah masih ada. Tapi, ide-ide yang ada di kepalaku semua sudah saya tuangkan ke tulisan yang hilang itu. Sekarang tidak ada ide lagi. Jikapun saya mulai menulis, hasilnya tidak akan sama seperti sebelumnya.

Ketua program studi tidak mau tahu soal itu. Jika saya tidak berhasil mengikuti seminar saat itu maka saya harus pindah ke Univ lain sebab kesempatan yang diberikan oleh pihak kampus sudah habis.

Saya pun pasrah. Sepertinya bukan rezeky saya untuk menjadi seorang Sarjana. Biarlah, tak mengapa. Meskipun saya tidak memiliki ijazahnya toh ilmunya sudah saya peroleh. Tapi, Kakak tertuaku tidak setuju dengan keputusanku untuk pasrah. Kami semua bersaudara harus Sarjana. Termasuk saya. Kakak menyuruh saya untuk mengurus surat pindah.

Saya sangat stres. Tapi mau gimana lagi, sudah tak ada jalan. Akhirnya dengan tenaga tersisa saya pun mengurus surat pindah. Saya bahkan sudah mengunjungi Univ baru yang akan saya tuju.
Di hari saya akan mengambil surat pindah dari Univ lama, sesuatu hal tak terduga terjadi. Saat saya sedang berjalan kaki menuju kantor dekan untuk mengambil surat pindah yang sudah ditandatangani oleh Dekan, Pak Dekan yang saat itu sedang berdiri di teras tepat di depan gedung kantornya memanggil saya.

Dia bertanya apakah saya mau pindah. Saya jawab iya. Dia marah. Dia bilang bahwa surat pindah yang saya ajukan sudah dia sobek kemarin. Katanya masih ada jalan keluar agar saya bisa menyelesaikan kuliah di Univ lama tersebut. Saya merasa sangat kaget sekaligus gembira. Alhamdulillah. Semoga pak Dekan dan keluarganya selalu dalam lindungan Allah Subhanu Wa Ta'ala. Aamiin.

Teman-teman tidak tahu betapa kerasnya saya berjuang di kampus itu. Belum lagi menjadi korban perasaan saat ketua program studi menghindar karena tidak mau menemui saya. Bagaimana saya harus main petak-umpet dengan beliau, bersembunyi di balik tembok saat beliau hendak membuka ruangannya karena mengira saya sudah pergi dan secepat kilat saya menggampiri agar bisa ikut masuk ke ruangannya. Dan ternyata itu adalah cara beliau mengujiku, sebesar apa usaha dan kesungguhannku untuk menyelesaikan pendidikan di kampus tersebut.

Saya terus berjuang di kampus itu. Saya hilangkan rasa malu. Yang saya ingat hanyalah orang tua dan keluarga, betapa besarnya biaya yang telah mereka keluarkan dan saya harus berhasil.

Dan Alhamdulillah, atas izin Allah SWT, dengan kesungguhan dan kerja keras akhirnya saya pun berhasil menyelesaikan kuliah di Universitas tersebut.

Saya pengen bilang ke adik-adik yang mungkin membaca tulisan saya ini bahwa jangan terlalu percaya diri dengan kemampuan yang kita miliki selama ini. Secerdas apapun kita, sebanyak apapun ilmu yang kita miliki, kita tetap harus belajar. Dan, sedalam apapun kita terjatuh, kita harus berusaha, terus berjuang untuk bangkit dan memperbaiki segalanya.

Mungkin teman-teman punya pengalaman gagal dan bagaimana cara kalian bangkit, bisa dishare di kolom komentar yaa.
Terima kasih.

Selamat menjalankan Ibadah puasa.
Wassalam.

Merpati Tak Pernah Ingkar Janji


Kali ini saya ingin bercerita tentang merpati. Seperti yang kita tahu bahwa burung merpati juga disimbolkan sebagai lambang cinta sejati hingga ada kata-kata mutiara "merpati tak pernah ingkar janji".

Awalnya saya bingung dan bertanya-tanya pada diri sendiri, kok bisa ya merpati tak pernah ingkar janji?
Manusia aja mahluk sempurna yang berakal sering banget ingkar janji dalam urusan percintaan.

Tapi ya sudahlah.
Mungkin merpati menjadi simbol cinta sejati karena keelokannya atau mungkin karena merpati itu nampaknya jinak tapi sulit diraih seperti cinta sejati yang selalu sulit didapatkan, tapi pas digenggam gak bakal dilepas. Assekk.

Hingga suatu hari, di awal tahun 2014...
Teman cowok adikku yang saat ini sudah menjadi adik ipar, memberi sepasang merpati kipas berwarna putih kepada adikku.

Awalnya hanya sepasang

Kedua merpati itu sangat cantik. Adikku pemiliknya, tapi kami sekeluarga turut merawatnya. Kemudian, sepupuku yang rumahnya tepat berada di sebelah kanan rumahku juga tertarik untuk memelihara merpati kipas putih. Dua minggu kemudian, akhirnya sepupuku pun memiliki sepasang merpati.

Jadi, kami punya sepasang dan sepupu saya juga punya sepasang.

Merpati kipas putih
Merpati-merpati ini berasal dari tempat yang sama yaitu dari salah satu desa di wilayah Kolaka Timur. Mereka belum terbiasa dengan lingkungan barunya, mereka liar dan belum jinak. Kami membuat kandang untuk merpati-marpati itu. Begitupun sepupuku juga membuat kandang untuk merpati-merpatinya.

Sekitar dua bulan terkurung dalam kandang membuat merpati tersebut menjadi jinak dan sudah beradaptasi dengan baik terhadap rumah barunya. Akhirnya setiap pagi mereka dilepas, dibebaskan untuk terbang dan bermain dengan merpati punya sepupuku.
Jika sore tiba, mereka akan masuk ke kandang masing-masing. Mereka tahu yang mana rumah mereka loh.

Beberapa bulan kemudian, merpati kami bertelur dan sekitar dua minggu setelahnya telurnya menetas.
Merpati kami sudah bertelur beberapa kali. Tapi, merpati sepupuku belum bertelur sama sekali. Cek percek ternyata kedua merpati sepupuku adalah jantan. Pantas saja tidak bertelur. Hehehe.

Merpati kipas telah berkembang biak

Suatu hari, merpati jantan kami mati tertabrak mobil yang lewat di jalan depan rumah.
Kami pastinya sangat sedih. Merpati yang kami rawat setiap hari mati. Ternyata bukan cuma kami yang sedih. Ada satu sosok yang paling sedih yaitu merpati betina pasangannya selama ini.

Mungkin teman-teman heran kok bisa saya tahu kalau merpati betina itu sedih?

Tentu saja saya tahu. Kalau diibaratkan manusia, merpati betina ini bukan hanya sedih, tapi depresi tingkat tinggi.
Soalnya saya liat merpati betina ini murung, dia tidak mau terbang bermain bersama merpati milik sepupuku seperti biasa. Dia hanya duduk diam dalam kandang. Tiba-tiba dia keluar dan yang mengejutkan adalah dia sengaja terbang menabrak kaca jendela rumahku kemudian terjatuh. Syukur Alhamdulillah dia baik-baik saja.

Tidak hanya sampai di situ.
Esoknya, merpati jantan sebelah mulai berani berkunjung ke kandang merpatiku. Bahkan mulai berani nginap. Si jantan satunya dibiarkan tinggal sendiri di kandang mereka. Merpati betinaku mulai happy lagi. Mulai terbang kesana-kemari.
Dan mereka akhirnya punya keturunan.

Saat merpati jantan kami masih hidup, si betina sangat setia padanya.
Merpati jantan sebelah tidak mengganggu sama sekali. Merpati sebelah menghargai hubungan yang ada pada sepasang merpati lain. Ia baru berani mendekat setelah si jantan kami sudah mati.

Saya benar-benar takjub. Pertanyaan saya selama ini akhirnya terjawab.
Saya pun paham kenapa merpati disimbolkan sebagai lambang cinta sejati karena ia tak pernah ingkar janji.

Love.

Kartini Masa Kini



Assalamu 'alaikuum. Hai teman-teman semua, apa kabar? Semoga teman-teman semua selalu sehat wal afiat. Aamiin. 

Gak terasa ya udah tanggal 20 aja. Saatnya trigger post untuk teman-teman Be Molulo.  Dan yang berkesempatan untuk menjadi trigger bulan ini adalah diriku. Ciee...
Mumpung besok tanggal 21 April yang setiap tahunnya kita peringati sebagai hari Kartini, maka tulisan kali ini bertema Kartini.

Mari kita mulai dengan;

Sejarah Habis Gelap Terbitlah Terang

Buku Habis Gelap Terbitlah Terang adalah kumpulan surat R. A. Kartini yang pernah dikirimkan kepada teman-temannya di Eropa yang dibukukan oleh J. H. Abendanon dengan judul "Door Duisternis Tot Licht". Arti harfiahnya adalah dari "kegelapan menuju cahaya".


Sumber gambar : Terakota


Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada tahun 1911. Kemudian pada tahun 1922, Armin Pane menerjemahkan buku tersebut ke dalam bahasa Indonesia.

Apakah yang diharapkan oleh seorang Kartini?

Banyak hal yang diharapkan oleh Kartini. Kartini mengharapkan kebebasan Bangsa Indonesia, Kebebasan kaum perempuan untuk memperoleh pendidikan baik itu menyangkut ilmu pengetahuan maupun agama, dan lain-lain.

Tapi, di sini saya tidak akan membahas terlalu jauh terkait kebebasan yang di maksud oleh Kartini tersebut. Saya hanya akan membahas kebebasan terkait kaum perempuan saja.

Pada jaman Kartini, kaum perempuan tidak diberi kebebasan untuk memperoleh pendidikan. Kartini memperoleh pendidikan hanya karena beliau adalah keturunan bangsawan. Hukum dan pendidikan hanya milik laki-laki belaka. Kaum perempuan dianggap kaum lemah yang tidak bisa berbuat apa-apa dalam dunia pemerintahan, bisnis, dan sebagainya sehingga mereka tidak diizinkan untuk memperoleh pendidian. Kaum wanita dianggap hanyalah  penghuni dapur. Bahkan bisa dikatakan mereka tidak memiliki hak untuk berpendapat.

Seperti yang tertulis pada salah satu surat Kartini berikut;

Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi Ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.
(Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya; 4 Oktober 1902).

Pada isi surat Kartini tersebut jelas terlihat bagaimana Kartini memperjuangkan pendidikan bagi kaum perempuan tanpa mengurangi kodratnya sebagai wanita. Pendidikan adalah satu-satunya cara agar wanita tidak terkungkung. Agar wanita lebih maju dari sebelumnya.

Bayangkan jika saat itu tidak ada Kartini dan kegigihannya, maka saat ini mungkin kita para wanita hanya akan terkurung dalam rumah. Tidak boleh belajar. Tidak boleh bersekolah. Tidak boleh bekerja di luar rumah. Tidak boleh berpolitik. Hanya tinggal dalam rumah, mendidik anak lelaki kita agar pintar sedangkan kita sendiri (baca: Ibunya) tidak berpendidikan. Maka apa yang akan terjadi? Kita tidak akan pernah mandiri. Kita akan terkunci dari dunia luar.

Kartini mengharapkan kaum perempuan memperoleh pendidikan bukan berarti menyaingi kaum lelaki.
Setiap wanita adalah calon Ibu, guru bagi anak-anaknya. 
Bukankah untuk menjadi guru yang cerdas bagi anak-anaknya wanita harus memperoleh pendidikan agar wawasan semakin luas dan pola pikir semakin berkembang?

Kartini Masa Kini

Dengan adanya Kartini dan bukunya yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang, maka kaum wanita akhirnya memperoleh haknya untuk bersekolah.

Kartini masa kini sangat beragam, ada yang sukses berkarir di kantor, ada juga yang sukses berkarir di rumah tangga. Sukses di jalan masing-masing tapi tetap tidak kehilangan pijarnya sebagai wanita. Semua jenis pekerjaan, mulai dari pekerjaan yang ringan sampai yang berat yang dulu hanya dilakukan oleh kaum pria, sekarang juga dilakukan oleh kaum wanita. Ini membandingkan bagaimana Kartini pada jamannya dan hasil dari perjuangannya saat ini.

Kita semua para wanita adalah Kartini. Kita adalah wanita hebat, tangguh, dan mandiri. Dalam hal ini jangan disalahartikan yaa teman-teman. Bukan berarti karena kita hebat kemudian kita menjadi egois dan merasa tidak membutuhkan lelaki. Kita tetap membutuhkan dukungan lelaki. Begitupun sebaliknya. Jadi kita berdiri berdampingan bersama kaum lelaki, bukan sebagai saingan melainkan sebagai partner baik dalam dunia  pendidikan, pekerjaan maupun rumah tangga karena sesungguhnya emansipasi adalah persamaan hak bagi kaum wanita dan lelaki tanpa menyalahi kodratnya sebagai wanita yang sesungguhnya.

Selamat Hari Kartini untuk semua wanita Indonesia.

Mungkin sampai di sini dulu tulisan  saya ini. Oh ya, tulisan ini juga masih banyak kekurangan. Mohon beri masukan di kolom komentar yaa pemirsah yang budiman.




Sebuah Kisah di Balik Gerimis Senja

Sore itu, aku janjian dengannya. Kami bertemu di suatu tempat terbuka.
Hijaunya dedaunan membuat pandangan mata lebih fresh. Kendaraan yang lalu-lalang sangat ramai. Bagi mereka yang lebih menyukai kesunyian, mereka akan sangat membenci mendengar suara knalpot yang bising.
Tapi, bagiku suara-suara itu bagaikan alunan musik yang indah. Tentu saja karena aku fokus pada "dia" yang sedang kutunggu. Ada bahagia yang sulit diungkapkan karena tahu bahwa sebentar lagi aku bertemu dengannya.



Aku sadar bahwa beberapa pasang mata sedang memperhatikanku. Entah apa yang salah dengan penampilanku?
Sesekali ku ambil cermin kecil dari dalam tas lalu melihat wajahku. Apa yang salah darinya? Apa mungkin kerudungku berantakan? Atau mungkin bedakku ketebalan?
Aku tidak mau "dia" melihatku berantakan saat itu.

Ternyata semua baik-baik saja.
Baik kerudung maupun bedak tidak ada yang berantakan.

Baca Juga: Merpati Tak Pernah Ingkar Janji

Mungkin mereka bukan memandangku. Mungkin mereka memandang pengunjung lain yang duduk di salah satu meja tepat di belakangku.

Mungkin aku hanya gugup saja.

Aku kembali fokus pada "dia" yang kutunggu.

Aku melihat-lihat dari segala arah, mengira-ngira mungkin saja dia akan muncul dari salah satu arah itu.

Tak lama kemudian, kulihat seseorang dari arah depan berjalan menghampiriku sambil tersenyum. Matanya tak lepas memandangku.
Aku sempat bingung dan sedikit salah tingkah sambil membalas senyumnya. Karena bingung dipandang seperti itu aku tidak sadar bahwa orang itu adalah "dia" yang sedang kutunggu sejak tadi. Aku baru sadar saat dia menyapaku.

Baca Juga: Surat untuk Rain Part 1

"Sudah lama, Reina?"
"Tidak." Jawabku sambil tersenyum malu-malu. Bahkan meski seharian menunggunya tidak akan terasa lama bagiku. Yang penting dia datang.

Dia terus memandangku. Mungkin karena dia baru melihatku berpenampilan seperti ini. Terlalu berlebihan jika aku berkata bahwa dia takjub dengan penampilanku yang baru.
Aku jadi salah tingkah karenanya.

Kami mulai bercerita ini itu. Banyak hal yang kami bahas seakan kami sudah lama tidak bertemu. Padahal kami baru bertemu sekitar seminggu yang lalu.

Terlalu asyik bercerita hingga kami lupa waktu. Ternyata langit barat mulai berwarna jingga keemasan. Senja telah tiba.

Aku harus segera pulang.
Keluargaku menunggu di rumah.
Dia menawarkan diri untuk mengantarku.

"Biar saya antar."
"Tidak usah. Saya naik angkot saja. Dekat kok."
"Saya antar saja ya. Sepertinya sebentar lagi hujan akan turun. Liat nih mulai rintik."
"Bener gak papa nih."
"Iya. Yuk naik."

Dengan tersenyum kunaik motornya.
Sepanjang jalan aku terus tersenyum di balik punggungnya
Kami lewat jalan kompas yang lebih dekat dengan rumahku. Beberapa saat kemudian, rintik hujan yang tadi turun satu persatu kini mulai turun lebih banyak dan berubah menjadi gerimis.

Motor terus melaju melawan angin yang hadir bersama gerimis senja itu.
Gerimis yang banyak tak menghalangi kami untuk terus bercerita dan bercanda sepanjang jalan.
Tawa kami beradu di antara deru motor dan suara angin.
Kami mulai basah. Orang-orang mulai berteduh. Tapi kami malah terus melaju menikmati gerimis.

Aku suka hujan. Aku suka senja. Dan aku suka berada di balik punggungnya seperti ini karena aku bisa terus memandangnya sambil tersenyum tanpa perlu ia tahu.

14 Januari 2017


Penghasilan Tambahan



Seperti biasa tanggal 20 s.d 30 setiap bulan, ada trigger post bersama teman-teman di Be Molulo. Tema trigger post kali ini yaitu “tentang penghasilan tambahan”. Sejujurnya saya bingung harus memulai dari mana sebab membahas tentang penghasilan tambahan artinya membahas tentang keuangan. Dan, ide saya tentang keuangan sudah saya salurkan semua pada tulisan bulan lalu.
Tapi, mau tidak mau, harus!

Okay, let me try to write something about “penghasilan tambahan.” It’s something about money ya pemirsa.



Setiap orang pasti ingin memiliki penghasilan yang lebih. Penghasilan pokok bagi sebagian orang ada yang cukup untuknya dan keluarga, dan ada pula yang merasa bahwa penghasilannya belum/tidak cukup. Tergantung pada besarnya kebutuhan masing-masing. Jadi, ada baiknya jika kita memiliki penghasilan tambahan agar pengalokasian dana lebih efektif. Kalau penghasilannya lebih kan kita tidak perlu merasa khawatir di akhir bulan, pun tidak perlu khawatir jika undangan pesta yang datang ke rumah banyak dan semua harus diisi. Kenapa yaah? LOL. Selain itu kalau penghasilan kita berlebih, kita akan lebih leluasa untuk menyiishkan penghasilan dan juga bisa lebih mudah untuk  berbagi pada sesama.

Usaha apa saja yang saya lakukan untuk menambah penghasilan?

Menjadi Penerjemah
Waktu masih kuliah, sekitar semester lima atau enam (maaf saya lupa tepatnya kapan), saya mulai menerima jasa menerjermah artikel, buku, makalah, abstrak dan sebagainya. Kebetulan saat itu, tetangga kost saya ada yang sedang kuliah S2 yang mana kebanyakan buku-bukunya berbahasa Inggris. Dan bukan cuma teman kost yang menggunakan jasa saya, dia juga mengajak teman-teman kuliahnya yang lain untuk men-translate sama saya. Biasanya karena kebanyakan, saya bagi sama teman kuliah yang kostnya tidak jauh dari kost saya. Sekarang teman saya itu sudah stays di Chile. Kok malah curhat? LOL. Hasilnya lumayan loh buat menambah uang saku dari orang tua. Inilah salah satu keuntungan kuliah di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. 
Setelah selesai kuliah, saya balik ke kampung halaman di Konawe. Sejak saat itu, yang menggunakan jasa menerjemah sama saya hanya sedikit. Yaa mungkin karena di Konawe tidak ada program pasca sarjana. Tapi, kalau ada yang mau menerjemahkan sesuatu saya terima loh. Gratis juga it’s ok kok.

Oriflame
Saya menjadi konsultan Oriflame baru sekitar dua tahun. Sebenarnya sejak masih duduk di bangku kuliah, beberapa teman kost mengajak saya untuk gabung dengan Oriflame. Tapi, saat itu saya merasa bahwa saya tidak pandai menawarkan produk ke orang-orang. Jadi, tawaran teman-teman untuk menjadi konsultan Oriflame saat itu saya tolak. Kemudian dua tahun yang lalu, diam-diam seorang sepupu mendaftarkan saya sebagai anggota Oriflame. Ya udah, jalanin aja. Ternyata keuntungannya banyak. Sebagai konsultan kita dapat harga member. Jadi sudah pasti kalau menjual tentunya kita dapat laba dong. Semakin banyak orderan maka semakin banyak laba yang diperoleh. Bahkan ada bonus tambahan dari Oriflame. Produknya pun saya pakai juga. Produknya bagus loh. Yang mau order kosmetik atau scin care dari Oriflame yuukk order sama  saya aja... hehehe.

Menjual Pulsa
Awal kisah menjual pulsa M-Kios juga sama seperti menjadi konsultan Oriflame, yaitu karena sepupu. Sepupu saya itu emang pebisnis sejati. Kuliahnya dulu jurusan akuntasi. Sebab itu kali yaa dia jadi pebisnis hebat? Kok ngomongin sepupu sih? Hehehe. Ya udah, lanjut pemirsah...
Sebenarnya sih keuntungan dari jualan pulsa M-Kios tidak seberapa. Tapi, paling tidak bisalah untuk menutupi pemakaian pulsa saya sehari-hari. Kebanyakan pelanggan saya adalah keluarga. Jualan pulsa ini sangat membantu mereka yang sedang butuh banget. Mereka tidak perlu lagi mencari counter pulsa. Tinggal sms “Rum, isikan saya pulsa,” lalu pulsa dikirim olehku. Simple kan? Biasanya kalau sedang beristirahat siang atau tidur malam, HP saya matikan. Tapi, sejak jualan pulsa, mau saya sedang tidur atau apalah HP aktif terus.
Jualan pulsa ini tidak menyita waktu dan tenaga loh. Kita bisa menjual sambil bersantai ria. Hmmm... apakah anda tertarik? Hehehe.

Membuat Cookies
Sebagai orang yang suka ngemil, saya punya hobi membuat kue. Anak-anak mama Tity emang terkenal pandai memasak dan membuat kue. Ceilehhh, promosi. Hehehe. Menjelang lebaran, saya biasa diminta untuk membuat cookies. Bahannya mereka yang siapkan. Saya hanya perlu mencatat bahan apa saja yang dibutuhkan, tergantung cookies apa yang mereka mau. saya tinggal buat aja. Dulu, bayarannya (ongkos membuat cookies) IDR 150.000,- perkilogram mentega. Tapi, maaf yaa sekarang tarifnya sudah naik. Boleh menghubungi saya langsung. Sekali lagi *promosi. 😊  Lumayan kan, hobi membuat cookies ini bisa menambah penghasilan. Kita semua kan tahu bahwa setiap lebaran pengeluaran akan lebih besar dari biasanya. Jadi, menambah penghasilan dengan membuat cookies bisa menyeimbangi besarnya pengeluaran saat lebaran tiba.

Menjadi Blogger
Menjadi blogger pastinya sudah jelas dong hobi saya apa? Yup, tepat sekali. Menulis. Jadi, selain membuat kue saya juga hobi menulis. Alasan saya membuat blog karena saya ingin menulis apa yang ada di pikiran saya pada sebuah ruang yang lebih besar lagi. Pembacanya pun jauh lebih luas. Saya bisa menulis apa saja yang saya inginkan. Kata teman yang sekaligus guru saya dalam membuat blog “Irly” bahwa menjadi seorang blogger bisa menghasilkan rupiah loh. Beberapa perusahaan biasa mengajak kerja sama. Bayarannya pun lumayan. Mengutip kata Irly “ini adalah hobi yang dibayar.” Tapi, untuk saat ini saya belum memikirkan hal itu. Blog saya yang usianya belum setahun ini masih perlu dibenahi agar lebih baik lagi. Kedepannya, jika blog saya sudah lebih baik dari sekarang maka saya akan mulai membeli domain agar hobi menulis ini bisa menghasilkan juga. Terima kasih ya buat Irly, Diah, Kak Irawati Hamid, dan semua teman-teman di Be Molulo yang selalu mendukung dan siap membantu kami para blogger pemula dalam memperindah blog kami, baik itu halaman maupun isinya. *smile. Love you sisters.

Well, itu saja yang bisa saya share kepada teman-teman tentang penghasilan tembahan ala warna-warni Rumi. Mungkin teman-teman punya pengalaman yang berbeda, silah dishare di kolom komentar. Dan Bagi teman-teman yang ingin menambah wawasan tentang penghasilan tambahan silahkan baca juga tulisan Irly  sebagai trigger kali ini dengan judul tentang penghasilan tambahan.
 



Sebuah kisah akan lebih indah jika dituang ke dalam tulisan

My Fav Ice Cream

Chocolate Ice Cream Tepat 4 tahun yang lalu...8 Saat itu, saya benar-benar merasa gelisah. Bingung harus ke mana. Saya berjalan tanpa...

Aku dan Kisahku