One day later |
Haiii.... Apa kabar semua?
Lama baru posting lagi. Uummm postingan terakhir kalau gak salah sekitar
September 2017. Maka, sudah pasti bahwa ini adalah tulisan pertama di tahun
ini.
Selama beberapa bulan terakhir, banyak hal yang sudah terjadi. Banyak juga
yang ingin ditulis. Tapi sayang, kesempatan adanya hari ini.
Terus yang mau ditulis itu apa???
Yaa curhat! Apa lagi?
Kali ini, saya ingin bercerita tentang jodoh.
Dari judulnya saja jelas sekali ya kalau saya ini adalah high quality jomblo.
Siapa lagi yang akan membahas jodoh kalau bukan para jombloers?
Yaa paling selain jombloers, yang akan membahas soal jodoh mungkin para
pengantin baru sebagai rasa syukur bahwa dirinya sudah “aman” dan terbebas dari
predikat lajang. Smile*
Selama ini, begitu banyak teman yang perhatian padaku. Perhatian pada
perjodohanku. Mungkin karena sampai saat
ini saya masih berstatus lajang hingga mereka selau bertanya:
“Rumi, kapan menikah? Cepat-cepat mi (baca: segeralah). Lama sekali. Ingat umur”
Entahlah, itu bentuk perhatian atau sindiran? Agar tidak terlalu merasa
terluka maka saya anggap saja itu adalah semacam bentuk perhatian. Tapi lebih tepatnya sih perhatian yang menyakitkan. 😁😏
Lalu siapakah yang bertanya begitu padaku?
Tentu saja mereka yang sudah berada di zona aman. Mereka yang jodohnya datang
saat usia 16-25 tahun. Kebanyakan dari mereka adalah teman SD dan salah satunya
menikah saat usianya masih sangat belia. Kau mungkin akan sangat terkejut jika
kusebutkan berapa usianya saat itu. Tapi kurasa itu tidak perlu karena itu
bukan urusanku.
Baiklah, melalui tulisan ini saya akan menjawab perhatian teman-teman
kepadaku.
Teman-temanku yang baik di manapun berada.
Rejeki, jodoh, dan maut adalah rahasia Allah.
Semua orang ingin menikah. Begitupun saya.
Tapi, tahukah kalian bahwa pernikahan tidak semudah membalikkan telapak
tangan. Karena ngebet, pas ketemu cowok, ditembak langsung jawab “iya”.
Banyak hal yang harus dipikirkan. Saya mungkin sudah cukup umur untuk
menikah. Tapi, ingatlah bahwa setiap orang menjalani kehidupannya di zona
waktunya masing-masing. Begitupun saya sedang berjalan di zona waktuku sendiri
yang semuanya telah diatur dan ditentukan oleh Allah Subhanahu Wata’ala.
Bagaimanapun kerasnya saya berusaha saat ini, karena belum tiba saatnya
maka jodoh itu belum datang. Dia masih dalam perjalanan. Dia belum sampai
padaku.
Berdasarkan zona waktuku, saya tidak terlambat. Saya hanya sedang menunggu
waktu yang tepat. Tanggal perjodohanku telah ditetapkan oleh Allah. Lalu kenapa
kita harus merasa khawatir? Yang pasti seperti halnya kematian, setiap hari
terlewati saya semakin mendekati tanggal yang masih rahasia Allah itu. Jadi,
tidak ada yang cepat maupun yang lambat. Semuanya tepat waktu. Sayapun akan
tepat waktu sesuai zona waktu milikku.
Ada juga yang berkata “Mungkin kamu
terlalu memilih, Rum”.
Tentu saja saya harus selektif. Ini untuk pasanganku seumur hidup loh,
bukan untuk waktu yang sebentar saja. Kita mau makan saja butuh waktu lama
untuk memutuskan makan apa dan di mana? Nyamankah tempatnya? Enakkah makanannya?
Menunya apa saja?
Padahal kita Cuma butuh waktu sekitar 20 menit untuk menghabiskan makanan
tersebut.
Selektif untuk jodoh menurutku di sini masih dalam batasan yang wajar. Saya
tidak pernah mempermasalahkan pekerjaan, status sosial, maupun ekonomi karena
urusan rejeki sudah ada yang atur. Bagiku, yang terpenting adalah agama,
kepribadian, dan akhlaknya karena dialah yang akan menjadi imam dalam keluarga.
Pernikahan bukan hanya menyangkut penyatuan dua hati, melainkan juga
penyatuan dua keluarga besar. Maukah keluarganya menerimaku sebagai anggota
baru di keluarga mereka? Begitupun sebaliknya.
Jadi, tidaklah mudah memutuskan dengan siapa kita akan menghabiskan hidup
kita.
Tapi, apapun itu saya percaya bahwa siapapun yang Allah jodohkan denganku
dialah yang terbaik untukku karena semua ketentuan Allah jauh lebih indah dari
apa yang kita harapkan.
So, be positive guys. Tak perlu risau dan mari kita tunggu saja.
Do’akanlah semoga dilancarkan dan
jangan lupa datang saat saya undang nanti. LOL
Biasanya nih ya, orang yang selalu bertanya kapan nikah selalu gak datang
pas diundang.
Yang pasti saat ini saya bahagia dengan keadaanku sekarang.
Saya punya keluarga yang pengertian. Saya punya teman dan sahabat yang perhatian.
Mereka selalu ada. Terlebih lagi dari semua itu saya punya Allah yang selalu
ada kapanpun dan di manapun.
I am a single happy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon tinggalkan komentar setelah membaca ya teman-teman.
Harap nama jelas. No Anynomous, please ^,^